Dampak Perdagangan Bebas Bagi Lulusan Sarjana Komputer

Pada era dewasa saat ini sering terdengar istilah perdagangan bebas. Di mana perdagangan bebas merupakan sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari World Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. Penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.

Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.

Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori, semua hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Dalam hal lain perdagangan bebas juga akan mempengaruhi lapangan kerja yang luas bagi lulusan Sarjana Komputer. Saatnya Sarjana Komputer (S.Kom) Indonesia GO Internasional. Banyak orang di Indonesia kesulitan mencari kerja, sementara itu katanya di luar negeri banyak lowongan kerja terutama untuk bidang yang berhubungan dengan teknologi informasi, bidang "high-tech".

Faktor ilmu teknologi informasi dalam pengaruh persaingan pasar bebas sangatlah memegang peran penting untuk kemajuan perdagangan bebas. Mulai dari proses pengenalan jati diri, mengenal kelemahan dan kekurangan, kekuatan dan kelebihan teknologi informasi berperan penting. Tidak berhenti disini saja. Teknologi Informasi sangat diperlukan ketika kita ini memutuskan untuk bergerak kemana tujuan hidup diarahkan. Bahkan pada saat merebut kembali posisi terhormat, teknologi informasi masih menjadi salah satu faktor yang dipastikan akan membantu mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Upaya pengembangan SDM dari dimensi kualifikasinya diarahkan agar menjadi SDM yang profesional, sehingga pengembangan SDM mengarah pada pengembangan profesi atau berbasis kompetensi. Artinya diperlukan suatu pengembangan kurikulum yang disusun berdasarkan kolaborasi antara muatan lokal dengan muatan internasional, supaya lulusan PTS tersebut memiliki kompetensi yang diperlukan untuk bisa bekerja dan merebut peluang kerja di luar negeri.

Makin banyak perguruan tinggi swasta yang mengembangkan program gelar ganda. Strategi meluncurkan program gelar ganda di beberapa universitas dalam negeri semakin gencar dilakukan. Tak hanya universitas negeri namun juga melibatkan pihak swasta. Strategi ini diterapkan untuk mempersiapkan lulusannya di era perdagangan bebas dan mensejajarkan universitas dalam negeri dengan luar negeri. Program gelar ganda memungkinkan mahasiswa untuk mendapat dua gelar. Satu gelar dari universitas dalam negeri, sedangkan satu lagi dari luar. Adanya pengakuan dari luar negeri ini meningkatkan daya saing mahasiswa atau lulusan. Karena harus diakui, hingga kini lulusan dalam negeri masih dipandang sebelah mata di pasar bebas.

Dibukanya keran perdagangan bebas juga memungkinkan universitas luar negeri membuka cabang di Indonesia. Kompetisi tentu saja akan semakin ketat karena tidak hanya bersaing dengan sesama universitas lokal, para pendatang luar juga harus dihadapi. Kerjasama tersebut pada dasarnya merupakan upaya unversitas untuk diakui di dunia Internasional dan mensejajarkan diri dengan unversitas dari luar negeri. Untuk mendapatkan gelar ganda, mahasiswa bisa mengambil program 3+1, yaitu mengikuti tiga tahun pengajaran di dalam negeri dan satu tahun di luar negeri. Atau dengan program 3+0, sehingga para mahasiswa tidak perlu pergi ke luar negeri. Pengajaran diberikan di dalam negeri dengan tenaga pengajar yang dimodifikasi antara lokal dan juga mendatangkan dosen dan profesor dari luar negeri. Setelah selesai, mahasiswa akan mendapat gelar sarjana bachelor of Computer Science dari luar negeri, serta gelar Sarjana Komputer dari dalam negeri.

Dengan pola inilah, maka PTS dapat menghasilkan Sarjana Komputer (S.Kom) Indonesia yang dapat GO International untuk meraih peluang kerja didalam maupun diluar negeri, sehingga akan meningkatkan citra Bangsa Indonesia, tidak hanya sebagai ekportir tenaga PRT ke negara asing akan tetapi juga sebagai exportir tenaga ahli di bidang teknologi informasi.

Referensi:
  • http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=3085. Akses Tanggal 30-03-2012.
  • Fakih, Mansour. 2003.”Bebas dari Neoliberalisme”.Insist Pers. Yogyakarta.
  • Jhamtani, Hira. 2005.”WTO dan Penjajahan Kembali Dunia Ketiga” Insist Pers. Yogyakarta.

Postingan Ini ditunjukan untuk Dosen Pembimbing Mata Kuliah Bahasa Indonesia2

0 comments:

Post a Comment