Resensi Linux Debian

Debian, pertama kali dirilis 16 Agustus 1993 oleh Ian Murdock. Sebelum Debian dirilis, sudah terdapat softlanding Linux System (SLS) yang menjadi distro (distribusi linux) pertama yang dikompilasi dari berbagai macam paket software dan merupakan distro popular yang banyak digunakan sebagai basis distro lain yang dirilis dalam kurun tahun 1992-1994. Melihat kurang di-maintenancedan banyaknya bugs yang terdapat di SLS, membuat Ian Murdock ingin merilis distro sendiri. Pada tahun 1993 Murdock juga merilis Debian Manifesto, yang menampilkan pandangannya tentang system operasi baru. Dalam project ini, Murdock menyebut distro buatanya ini bersifat terbuka, dalam semangat Linux dan GNU. Nama Debian sendiri diambil dari kombinasi nama depan kekasihnya “Debra” dan nama depan dirinya “Ian“.


Pada awalnya project Debian berjalan cukup lambat, dan rilis pertama adalah versi 0.9x di tahun 1994 dan 1995. Porting pertama untuk arsitektur selain non-i386, dimulai dari Debian versi 1.x dan dirilis pada 1996, Bruce Perens menggantikan Ian Murdock sebagai Debian Project Ieader. Pada tahun yang sama, ean Shuessler menyarankan agar Debian seharusnya membuat social contract dengan penggunanya. Ean menyaring hasil diskusi yang telah dilakukan dalam mailing list Debian dan meletakannya ke dalam Debian sicoal Contract dan Debian Free Software Guidelines, yang mendefinisikan komitmen masing-masing untuk terus berada dalam proses development Debian. Bruce juga menginisiasikan payung hokum organisasinya melalui Software in the Public Interest. Project stabil Debian saat ini sudah mencapai versi 6.0 (Debian Squeeze) yang mana dirilis tahun 2010.

Debian merupakan salah satu Distro (distribusi linux) tertua yang saat ini pengembangannya terus aktif dan cukup memiliki banyak pengguna yang antusias. Semenjak dirilis pertama tahun 1993, Debian masih memiliki basis pengguna yang kuat dan terus setia untuk menunggu kehadiran rilis Debian berikutnya. Hal ini tidak mengherankan, karena jarak waktu rilis Debian tidak secepat dengan waktu rilis distro lainnya.

Sistem operasi Debian adalah gabungan dari perangkat lunak yang dikembangkan dengan lisensi GNU , dan utamanya menggunakan kernel Linux, sehingga populer dengan nama Debian GNU/Linux. Sistem operasi Debian yang menggunakan kernel Linux merupakan salah satu distro Linux yang populer dengan kestabilannya. Dengan memperhitungkan distro berbasis Debian, seperti Ubuntu, Xubuntu, Knoppix, Mint, dan sebagainya, maka Debian merupakan distro Linux yang paling banyak digunakan di dunia.
Selain dikembangkan oleh sebuah komunitas (developer), prinsip Debian yang sekali install, selanjutnya tinggal update berakibat sistem Debian jarang sekali diinstall ulang. Namun dengan sendirinya, program install distro Debian kurang berkembang sehingga sangat kurang bersahabat. Ini dapat membuat frustrasi, terutama para pemula yang mencoba menginstall Debian untuk pertama kalinya. Hingga rilis 3.0, distro ini tidak dapat mendeteksi perangkat keras. Pada saat menginstall, mesti memahami jenis perangkat keras yang digunakan, seperti jenis Video Card atau Network Card. Akibatnya, sering muncul keluhan pada saat menginstall X11 atau pun Internet.
Meskipun demikian Debian memiliki reputasi yang bagus dalam hal integrasi manajemen paket dan akses yang luas ke banyak aplikasi perangkat lunak bebas.

Sebagai hasilnya, Debian telah berkembang menjadi salah satu distro GNU/Linux terbesar. Sebagai organisasi sukarelawan, Debian memiliki sejarah yang kurang baik dalam mengatur waktu atau memperkirakan waktu rilis dan mengalami kesulitan waktu dalam ketersediaan rilis. Rilis Stable (stabil) dari Debian menjadi semakin sedikit dan semakin lama dalam beberapa tahun terakhir. Kebanyakan rilis versi mentah dari Debian tidak menyediakan perbaikan keamanan untuk paket individual yang sering berubah, kecuali yang termasuk dalam lingkungan proyek pengembangan. Walaupun terasa tidak penting untuk kebanyakan pengguna Debian, kekurangan ini mengecilkan sejumlah calon pengguna Debian. Hal yang tetap dari Debian adalah adanya dukungan terhadap arsitektur yang lebih banyak dibandingkan dengan distribusi lainnya, dan memperbolehkan hampir semua bagian software bebas untuk dikombinasikan seperti kenginan kita. Berikut adalah versi Debian yang telah dikeluarkan adalah 9 rilis stabil utama, diantaranya adalah



Kekurangan Debian GNU/Linux
Kurangnya program proprietary populer.
Karena memperjuangkan komitmen free software, maka distribusi Debian GNU/Linux tidak bisa memasukkan berbagai program proprietary atau program berlisensi yang tidak kompetibel.
Waktu rilis yang lama.
Karena Model pengembang Debian sangat mengutamakan sistem stabilitas yang tinggi sebelum merilis sebuah versi Debian terbaru.

Keunggulan Debian GNU/Linux
Meskipun waktu rilis yang tidak tentu dan masih jarang pengembang software Pemakai sistem operasi Linux mempunyai alasan untuk tetap memakai Debian salah satu faktor utamanya adalah, sistem pemeliharaan paket berbasis program "APT" yang canggih, Terdapat beberapa hal lainnya yang mungkin dapat dikatakan sebagai keunggulan antara lain:
Admin Friendly
Admin yang dimaksudkan adalah System Administrator (SysAdmin), yaitu orang yang bertanggung jawab akan kestabilan dan keamanan komputer server. Seringkali seorang SysAdmin perlu melakukan Remote Administration, yang mana sangat boros resources jika harus dilakukan pada lingkungan GUI (X-Windows), maka pilihan terbaik adalah dilakukan pada lingkungan Console (Shell). Hampir semua O/S UNIX-Like (sistem operasi berbasiskan UNIX) seperti Linux, BSD, Minix, masih melestarikan kekuatan console ini. Beberapa contoh Control Panel yang fleksibel digunakan pada lingkungan GUI maupun console adalah YasT pada O/S SUSE Linux (berbasis Redhat) dan Adminmenu pada O/S Libranet Linux (berbasis Debian). Tentu saja pada Debian juga tetap mempertahankan kekuatan dari lingkungan console.
User Friendly
Pada awalnya O/S Linux dikenal sebagai O/S Server,bukan O/S Desktop. Seiring dengan perkembangan pengguna Linux, maka semakin banyak O/S Linux yang lebih meningkatkan kenyamanan user tanpa harus mengorbankan kinerja, kestabilan dan keamanannya. Sebagai contoh O/S Mandrake Linux (berbasis Redhat), atau O/S Xandros Linux (berbasis Debian),dll. Tentu saja pada O/S Debian Linux juga mengalami evolusi yang sama.
Hardware Friendly
Seringkali feature canggih dari sebuah O/S harus dibayar mahal dengan dukungan hardware yang sangat mewah. Padahal jika sebuah O/S dioptimalkan kinerjanya,bisa berjalan pada hardware yang mungkin tergolong lama. Sebagai contoh pada O/S Libranet Linux 2.8.1, hardware minimalnya adalah Processor Intel Pentium 100, 64 MB RAM, dan 4GB ruang kosong Harddisk. Sedangkan pada O/S Debian Linux 3.1, sebagai O/S Desktop dibutuhkan minimal Processor Intel Pentium 100, 64 MB RAM, dan 3GB ruang kosong Harddisk.
Architecture Independent
Pada umumnya sistem operasi jalan pada 1 arsitektur processor saja. Sebagai contoh O/S Mac-OS berjalan pada processor motorola (Mac PC) saja, sedangkan O/S Redhat yang pada awalnya mendukung beberapa jenis processor, sekarang O/S Redhat mendukung processor Intel saja. Debian sejak awal dapat berjalan pada beberapa processor, sampai release terbaru Debian dapat berjalan pada 11 arsitektur processor, yaitu Intel i386/i486/i586, Alpha, ARM, Intel IA-64, Motorola 68k, MIPS, PA-RISC, PowerPC, Sparc (dan UltraSparc), IBM S/390 dan Hitachi SuperH.
Kernel Independent
Kernel adalah nyawa dari sebuah sistem operasi, karena didalamnya berisi library yang akan menerjemahkan instruksi dari software aplikasi agar dapat dimengerti oleh hardware. Pada umumnya O/S hanya dapat mendukung satu jenis kernel saja, misalnya O/S Redhat Linux mendukung kernel Linux, sedangkan pada O/S FreeBSD mendukung kernel BSD. Anehnya Debian mendukung beberapa jenis kernel. Pada saat Debian berjalan diatas kernel linux, kita menyebutnya O/S Debian GNU/Linux. Selain itu Debian dapat juga berjalan diatas kernel Hurd atau BSD, maka kita menyebutnya O/S Debian saja. Jadi Debian sejak awal sudah bersiap diri jika suatu saat kernel linux tidak free lagi, maka Debian dapat menggunakan kernel lain yang masih free.
Free Software
Seringkali orang menyalah artikan istilah free dengan gratis. Padahal arti sebenarnya lebih kearah kebebasan untuk melakukan modifikasi secara keseluruhan sebuah O/S, karena kita memiliki akses sepenuhnya terhadap source code O/S tersebut. Pada sistem operasi komersial para penggunanya tidak diijinkan untuk mengakses kedalam source code nya, dan hanya diijinkan untuk merubah konfigurasinya saja.
Free Security Update
Hampir semua O/S menyediakan patching pada situsnya untuk menutup celah keamanan (security hole) pada sistem operasinya. Namun mereka tidak menyediakan patching pada software applikasi yang di-install diatas sistem operasi tersebut(ini diserahkan kepada vendor software aplikasinya). Pada situs resmi Debian (http://security.debian.org) memberikan patching pada sistem operasinya & juga semua applikasi yang di-install diatas Debian (dengan syarat proses instalasi harus sesuai prosedur instalasi secara debian). Salah satu keunggulan Debian dibandingan Linux lainnya adalah ketatnya audit security di tiap package aplikasinya.

KESIMPULAN
Di tengah iklim penegakan HAKI dan intensifnya operasi software bajakan, maka bangsa Indonesia perlu mencari solusi sistem operasi yang free, legal, dan OpenSource. Penggunaan software OpenSource membuat kita lebih mandiri mengembangkan IT di Indonesia, dan perputaran uang akan lebih banyak ke orang Indonesia. Salah satu software Open Source yang telah dipaket lengkap adalah Debian GNU/Linux. Debian merupakan distro linux yang relatif mudah, memiliki koleksi paket software paling lengkap saat ini, dukungan hardware yang lengkap dan mutakhir, kemudahan manajemen paket software, fleksibilitas instalasi, serta koleksi sistem desktop yang lengkap, komunitas pengguna dan developer yang besar.

0 comments:

Post a Comment