Kepemimpinan dan Kepribadian

Kepemimpinan dan kepribadian bukanlah aspek yang terpisah dalam kehidupan seseorang. Seorang pemimpin yang taat asas adalah mereka yang mampu menciptakan kekuatan dalam kehidupan kepribadiannya sekaligus mampu menciptakan kekuatan dalam kepemimpinannya. Seorang pemimpin akan menyesuaikan irama dan langkahnya dengan semua orang yang bekerjasama dengannya. Karena itu selayaknya kalau anda sebagai pemimpin ingin mengetahui beragam determinan yang berkaitan dengan kepribadian anda. Misalnya, perilaku anda akan mencirikan budaya anda.
Budaya itu sendiri akan menentukan seberapa jauh anda bersifat atraktif. Beberapa ungkapan agaknya dapat dipakai sebagai bentuk habit (komponen budaya) seorang pemimpin “you are what you talk”; “you are what you eat”; “kerja keras, cerdas, dan ikhlas”. Dengan demikian jika anda ingin menanamkan nilai-nilai pada budaya organisasi maka pertanyaan mendasar adalah apakah perilaku anda dapat diterima oleh semua orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Jadi sang pemimpin harus memulai dari dirinya sendiri. Dengan kata lain cara untuk mengubah budaya dalam organisasi adalah dengan mengubah perilaku sang pemimpin itu sendiri.

Bagaimana dengan sikap atau pendirian anda? Pernahkah anda bekerja pada seseorang yang memiliki pendirian “setengah kosong” atau bersifat pesimis? Dalam suasana apapun pasti rekan kerja anda akan selalu bermuram durja. Hal ini sangat berbeda, layaknya seperti siang dan malam, kalau bekerja dengan orang yang optimistis. Istilahnya, orang yang paling bahagia tidak penting memiliki sesuatu yang terbaik. Yang terutama adalah membuat sesuatu menjadi yang terbaik. Dalam hal ini sikap anda sebagai seorang pemimpin diposisikan sebagai sebuah thermostat. Jika sikap anda bagus maka suasana kerja akan menyenangkan atau lingkungan kerja bakal nyaman. Sebaliknya jika buruk maka suhu lingkungan kerja akan sangat memanas atau sangat dingin (tidak bergairah). Dalam kondisi seperti itu tak ada seorang pun mau bekerja dalam lingkungan kerja yang tidak nyaman itu.

Dalam dimensi yang lain, Roy Disney, saudara laki-laki dan mitra Walt Disney, mengatakan bahwa membuat keputusan sesuatu tidaklah sulit sejauh anda sebagai pemimpin mengetahui nilai-nilai yang dimiliki anda. Jadi setiap keputusan yang baik umumnya berdasarkan sistem nilai. Keputusan yang tidak berdasarkan hal itu maka cuma bertahan dalam jangka pendek saja. Misalnya kalau setiap keputusan, anda memasukkan unsur simpati, empati, apresiasi, dan tegas terhadap orang lain maka orang-orang di sekitar anda akan merasa nyaman. Tetapi kalau anda begitu toleran terhadap mutu kerja karyawan yang jelek maka keputusan yang akan diambil oleh karyawan anda akan memiliki mutu yang sangat rendah. Bagaimana dengan karakter anda?

1 comment: