Perhitungan Gerhana Matahari Cincin Di kota-kota Indonesia 15 Januari 2010
Pada zaman Rasululah SAW pernah terjadi Gerhana Matahari bertepatan dengan hari meninggalnya Ibrahim, putra Rasulullah SAW. Menurut KH. E. Abdurrahman gerhana tersebut terjadi pada hari Senin, 29 Syawwal 10 H atau 27 Januari 623 M, pukul 08.30. Berdasarkan riwayat yang shahih, sharih dan rajih Shalat Gerhana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebanyak 2 rakaat dengan 4 kali ruku’ dan 4 kali sujud. Artinya pada setiap rakaat ada 2 ruku’ dan 2 sujud. Berikut ini dalil dan keterangannya,
Pertama
"Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, ‘telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW. Beliau lalu mengutus seorang penyeru mengumandangkan “ASH-SHALATU JAMI’AH”. Kemudian beliau shalat empat kali ruku pada dua rakaat dan empat kali sujud.” (Shahih al-Bukhari I:362 no. 1016, Shahih Muslim II:620 no. 901, Shahih Ibnu Hibban VI:93 no. 2850, Sunan an-Nasai II:127no. 1465)
kedua
Sahabat Ibnu Abas meriwayatkan, “Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW, lalu beliau shalat, yaitu beliau berdiri panjang (lama) kira-kira (selama) membaca surat al-Baqarah, kemudian beliau ruku’ satu ruku’ yang panjang, kemudian beliau bangkit, lalu berdiri yang panjang, tetapi lebih pendek dari berdirinya yang pertama, kemudian beliau ruku satu ruku’ yang panjang, tetapi lebih pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian beliau bangkit, lalu beliau sujud. Kemudian beliau berdiri yang panjang, tetapi lebih pendek dari berdirinya yang pertama, kemudian beliau ruku’, ruku’ yang panjang, tetapi lebih pendek dari ruku’nya yang pertama, kemudian beliau bangkit, lalu berdiri yang panjang, tetapi lebih pendek dari berdirinya yang pertama, kemudian beliau angkat kepalanya, lalu sujud, kemudian beliau salam, sedang matahari pun sudah terang, lalu beliau berkhutbah di hadapan orang ramai." (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Ketiga
"Dari Mughirah bin Syu’bah, ia berkata, ‘Telah terjadi germaha matahari pada masa Rasulullah SAW pada hari kematian Ibrahim. Orang-orang berkata, ‘telah gerhana matahari karena kematian Ibrahim’. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah; keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Karena itu, apabila kamu melihat keduanya gerhana, maka berdo’alah kepada Allah, dan shalatlah hingga ia lepas.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Keempat
Dalam riwayat Ahmad dari ‘Aisyah radhiyallahu anha diterangkan,"Telah terjadi gerhana pada zaman Rasulullah saw, beliau kemudian mendatangi tempat shalat, lalu bertakbir; dan orang-orang pun bertakbir. Kemudian (dalam shalat) beliau membaca dan beliau mengeraskan bacaan itu dan lama berdiri."(Musnad Ahmad bin Hanbal VI:76 no. 24517)
Kelima
Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah; keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat kejadian itu, segeralah ke masjid." (HR. Ahmad, Musnad Imam Ahmad bin hanbal V:428 no. 23679 dari Mahmud bin Labid)
Dari hadits-hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Shalat Gerhana (matahari/bulan) dilaksanakan sebanyak 2 rakaat, dengan 4 kali ruku’ dan 4 kali sujud. Setiap rakaat ada 2 ruku’.
Caranya:
1.Takbiratul Ihram, kemudian membaca do’a iftitah, lalu membaca surat al-Fatihah, kemudian membaca surat, lalu ruku’, kemudian bangkit dari ruku’, lalu membaca surat al-Fatihah dan surat lagi, lalu ruku’, bangkit, I’tidal, kemudian sujud dengan 2 kali sujud. Kemudian lakukan rakaat yang ke-2 seperti rakaat yang pertama
2.Bacaan Shalat Gerhana dijaharkan (nyaring) seperti shalat Ied
3.Tidak diawali dengan adzan dan qamat
4.Dilaksanakan secara berjamaah
5.Setelah shalat diadakan khutbah
6.Sebelum shalat, dikumandangkan takbir sebagaimana takbir pada shalat hari raya.
7.Dilaksanakan pada saat sedang terjadi gerhana.
Wa Allahu A’lam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ice info bro :)
ReplyDelete